Cerita Rakyat Batak Hubungan Sedarah Porang Ni Aji
Kisah Porang Ni Aji merupakan salah satu cerita yang populer dikalangan masyarakat Batak. Melalui cerita ini kita diharapkan mengetahui batasan-batasan kita dalam hubungan antar saudara kandung, agar kedepannya kejadian memalukan seperti dongeng Porang Ni Aji tidak terjadi lagi.
Cerita Porang ni Aji |
Disebuah kampung hiduplah seorang yang bernama Ama ni Porang Aji yang mempunyai anak kembar (silinduat) seorang laki-laki dan perempuan, yang laki-laki bernama si Porang dan yang perempuan bernama si Aji.
Kehidupan keluarga Ama ni Porang Aji sangatlah berkecukupan dari hasil pertanian dan ternaknya. Karena usianya yang semakin tua, maka Ama ni Porang Aji menyerahkan semua tugas pekerjaan sehari-hari kepada anaknya si Porang yg sudah beranjak dewasa. Si Porang sangat rajin mengerjakan tugasnya dan bekerja tidak mengenal lelah.
Pada suatu hari sangking semangatnya si Porang bekerja di sawah, sampai-sampai dia lupa untuk pulang makan ke rumahnya. Matahari sudah berada diatas kepala, menjelang tengah hari si Porang tidak kunjung pulang dan ibunya sangat merisaukan anaknya itu, lalu disuruhlah adiknya si Aji untuk mengantarkan makanan untuk abangnya itu.
Maka berangkatlah si Aji dan sampai di sawah, lalu dipanggilnyalah abangnya berulang kali dari tepi sawah tetapi tidak di dengar si Porang yg sedang asik bekerja sambil bernyanyi. setelah beberapa kali dipanggil barulah abangnya itu menyahut.
“Abang istirahatlah dulu, ini aku sudah bawa makanan untuk makan siang mu" kata adiknya. Kemudian naiklah si Porang untuk makan sambil bersenda gurau dengan adiknya di tepi sawah.
Setelah selesai mereka makan, tiba-tiba melompatlah seekor tikus betina ke pangkuan si Aji, sehingga dia terkejut dan menjerit. Melihat itu dengan cekatan si Porang menangkap tikus betina itu dan membunuhnya. Lalu bercerita kepada adiknya bahwa tikus ialah binatang perusak, sering makan padi-padi di sawah dan lumbung, sebab itu dia membunuhnya.
"Oh... seperti itu ya" sahut adiknya. Tetapi dia menanyakan hal-hal yang lain juga. "Mengapa giginya tajam dan runcing? Lalu manakah tangannya tikus ini?"
"Memang giginya harus tajam adikku, karena itulah senjatanya melawan musuh. Lalu kedua kaki depannya adalah tangan sekaligus kakinya. Sama seperti bagian tubuh manusia, hanya saja bentuknya berbeda." Jawab si Porang kepada adiknya.
"Kalau begitu, coba abang jelaskan bagian-bagian tubuh tikus ini seperti yang ada pada manusia, supaya aku mengerti." Kata si Aji.
Dengan tulus dijelaskan si Porang satu persatu kepada adiknya. "Ini kepalanya..." sambil menunjuk kepala adiknya. "Ini dadanya..." sambil memegang dada adiknya. "Ini payudaranya..." sambil menyentuh payudara adiknya. "Ini perutnya..." sambil meraba perut adiknya. Demikianlah si Porang menjelaskan pada adiknya sambil di contohkan.
Lalu tiba-tiba si Aji bertanya "Yang ini apa namanya abang?" Sambil menunjuk. Terkejutlah si Porang mendengar pertanyaan adik satu-satunya itu, terpaksa harus dijelaskan, sambil membuka pakaian adiknya untuk menerangkan. Tidak terucapkannya lagi, si Porang hilang kontrol atas dirinya. Menyalalah yang telah padam dan semakin berkobar yang menyala, terjadilah hubungan badan yang sedarah.
Setelah terjadi peristiwa pelanggaran itu, terkutuklah mereka. Bergemuruhlah guntur memecah langit, kilat bersahutan, angin topan berdesir dan turunlah hujan yg sangat lebat mengutuk mereka berdua dan akhirnya petir menyambar mereka berdua dan mati berhimpitan (dempet) menjadi batu dempet.
Itulah kisah Porang ni Aji yang menjadi peringatan bagi kita untuk tidak boleh melakukan hubungan sedarah (incest).
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteCeritanya memang bikin nangenin laaa, banyak temen ak orang batak di sini wuehehe
ReplyDelete